Pembahasan : Yohanes 1:1-18
Pembicara : Johan Chan
Injil lain dimulai dengan kisah natal, tetapi injil Yohanes dimulai dari penekanan akan kekekalan (Allah).
Tujuan penulisan injil Yohanes dapat dilihat di Yohanes 20: 30-31 (Maksud Injil ini dicatat):
Yesus adalah Allah sendiri (Mesias)
Mau menerima Yesus, menjadi percaya dan mendapatkan hidup (hidup hanya bisa didapat melalui Yesus).
Pemahaman injil Yohanes harus didasarkan pada tujuan ini.
Dalam Injil Yohanes ada penekanan bahwa Yesus yang diceritakan dalam Injil adalah Allah.
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam Yohanes 1 : 1-18 yang menjadi fondasi dari Injil Yohanes :
Yohanes 1 : 1,2 – Yesus dalam hubungannya dengan Allah
Yohanes 1 : 3 – Yesus dalam hubungannya dengan Penciptaan
Yohanes 1 : 10-13 – Yesus sebagai Pencipta dan Yesus sebagai Penebus.
1. Yesus dalam hubungannya dengan Allah (Yohanes 1 : 1, 2)
Dalam ayat 1 dikatakan bahwa ‘Allah adalah Firman’.
Firman, dapat diartikan :
kekal, pikiran
kata-kata yang mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran, hati, perasaan
logos = komunikasi
Yesus merupakan wujud penyingkapan Allah kepada manusia.
Semua nabi memiliki Firman, dapat menyampaikan Firman tetapi bukan Firman itu sendiri, sedangkan Yesus itu adalah Firman. Karena Yesus adalah Firman, maka setiap kali ia berbicara, ada otoritas Allah.
Agama lain : Firman diturunkan, diterima oleh Nabinya dan kemudian disebarkan.
Agama Kristen: Firman tidak diberikan kepada siapapun, tetapi Firman itu sendiri datang dalam wujud Yesus Kristus.
Yesus adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Artinya Yesus bukan berasal dari manusia yang kemudian berubah menjadi Allah, tetapi Yesus itu adalah Allah.
Ada pengajaran yang mengatakan bahwa Yesus adalah manusia biasa yang mendapat pengajaran/ pelatihan dari Allah dan kemudian menjadi sempurna dan menjadi Allah. Oleh karena itu, jika kunci dari apa yang telah dipelajari oleh Yesus diketahui, maka manusia lain juga dapat menjadi sama seperti Yesus (menjadi Allah).
Dalam ajaran Kristen, konsep Allah Tritunggal bukan berarti bahwa Allah itu jamak.
Tetapi Allah itu tunggal dan memiliki 3 pribadi (berpersonal dalam 3 pribadi). Jadi Allah adalah Allah yg memiliki pribadi / berkepribadian.
Dalam injil Yohanes, kalimat ‘Firman itu bersama-sama dengan Allah’, menekankan kepersonalan sifat-sifat Yesus dalam kemanunggalannya dengan Allah.
Pernyataan ‘Yesus adalah Hidup’,‘Yesus adalah Terang’ dapat disalahartikan sehingga timbul pemahaman bahwa Allah itu adalah sesuatu yang impersonal dan menimbulkan konsep bahwa Allah itu bukan suatu pribadi.
2. Yesus dalam hubungannya dengan Penciptaan (Yoh 1 : 3)
Yesus bukan sesuatu sosok yang diciptakan/dijadikan, karena Dia adalah Pencipta segala sesuatu.
Dalam kata ‘segala sesuatu yang diciptakan’, tidak termasuk Yesus karena dia adalah Pencipta. Bumi dan alam semesta diciptakan dengan tujuan/alasan tertentu, bukan karena suatu kebetulan.
Kristus juga bukan milik bangsa tertentu, tetapi merupakan milik semua bangsa, karena Dia adalah Pemilik dari segala sesuatu.
Karena Dia adalah Pemilik seluruh alam semesta ini, maka Kristus adalah Hakim Agung, kepada siapa kita harus mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan kita.
Dengan dunia diciptakan, berarti ada perbedaan besar antara Pencipta dengan ciptaan.
Pencipta tidak sama dengan Ciptaan.
Ajaran New Age : life force itu sama dengan Roh Kudus. Dalam ajaran ini, garis perbedaan antara Pencipta dan ciptaan dihilangkan sehingga tidak ada perbedaan antara Pencipta dan ciptaan. Tetapi yang ada hanya penjelmaan, sehingga pencarian terhadap Allah itu bersifat pencarian ke dalam diri / pribadi sendiri, misalnya melalui meditasi. Dalam konsep ini ada peleburan antara Pencipta dan ciptaan dan ada pengosongan diri.
Bertolak belakang dengan ajaran tersebut, pengertian meditasi secara Kristen adalah : pencarian terhadap Allah itu bersifat pencarian keluar, pernyataan ‘jadilah kehendakMu’ menjadi dasar penundukan diri terhadap kehendak Allah, ada pengembalian diri kepada Sang Pencipta, ada pencarian terhadap Sumber yang sesungguhnya, ada pengisian diri dengan Firman Tuhan serta pengenalan akan Tuhan.
Ajaran New Age: Pencipta menjelma menjadi suatu ‘force’ dan melebur dengan ciptaan
Ajaran Kristen: Pencipta tidak sama dengan Ciptaan
Ajaran New Age: Pencarian Allah adalah pencarian ke dalam diri sendiri
Ajaran Kristen: Pencarian Allah adalah pencarian keluar. Pernyataan ‘jadilah kehendakMu’ sebagai dasar penundukan diri terhadap kehendak Allah. Ada pengembalian diri kepada Sang Pencipta
Ajaran New Age: Ada pengosongan diri melalui meditasi
Ajaran Kristen: Ada pengisian diri dengan Firman Tuhan serta pengenalan akan Tuhan
3. Yesus sebagai Pencipta dan Yesus sebagai Penebus (Yoh 1 : 10-13)
Penebusan itu ada dan perlu, karena dunia ada dalam kegelapan sebagai akibat universalisme dari dosa (Yohanes 1:5). Yesus datang ke dunia yang gelap ini sebagai Terang untuk menerangi dunia/manusia yang hidup dalam kegelapan. Kristus adalah penyelamat yang universal, sehingga agama Kristen bukan merupakan ‘produk’ dari suatu budaya tertentu, bukan merupakan agama Yahudi tetapi merupakan agama yang universal.
Dasar universalisme kekristenan :
Matius 28
Yang datang sebagai Penebus itu adalah Pencipta dunia, sehingga Dia datang bukan hanya untuk menebus bangsa tertentu tapi untuk menebus seluruh dunia.
Meskipun kekristenan itu bersifat universal, tetapi penebusan keselamatan tidak universal, karena keselamatan itu baru benar-benar dirasakan saat mengambil keputusan untuk menerima Yesus sebagai Penebus (Yoh 1:12).
Kedatangan Yesus diawali dengan adanya penolakan, sehingga terjadi perpecahan antara orang-orang yang percaya dan orang-orang yang tidak percaya. Keputusan menerima Yesus dilatarbelakangi dengan penolakan (mayoritas menolak), sehingga ada risiko yang diambil saat memutuskan untuk menerima Yesus.
Yohanes 1 : 1-3 (Yesus sebagai Pencipta) dan Yoh 1 :10-12 (Yesus sebagai Penebus). Manusia seringkali menganggap Yesus sebagai Pencipta dan Yesus sebagai Penebus adalah dua sosok yang sama sekali berbeda. Manusia menganggap bahwa dunia ini adalah milik iblis/setan, sehingga hal-hal yang berhubungan dengan dunia sekuler (bisnis, sosial, politik dsb) dianggap tidak berhubungan dengan Tuhan, dan hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan hanya hal-hal rohani saja (gereja, pelayanan dsb). Padahal dunia ini adalah ciptaan Tuhan dan merupakan milik Tuhan.
Yohanes ingin menekankan bahwa Yesus adalah Pencipta sekaligus Penebus. Seorang Kristen seharusnya memiliki totalisas hidup pada Yesus sebagai Pencipta dan Penebus, yang artinya Yesus terlibat dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
Hidup bagi Kristus tidak berarti meninggalkan dunia sekuler dan terlibat hanya dalam hal-hal rohani saja.
Dalam kitab Wahyu pernyataan ‘ada langit baru, bumi baru’, berarti penebusan itu memperbaharui banyak aspek dan penebusan itu bersifat mengubah seluruh aspek kehidupan seseorang.
========================================
Pembahasan tambahan : Yohanes 1 : 1-18
Pembicara : Yung Tik Yuk
Yohanes 1:1 => ada istilah ‘Firman’.
Banyak teolog pada masa lalu, lebih melihat kata ‘logos’ dari bahasa Yunani.
Logos = kalimat, sabda, reason – kekuatan yang mengatur alam semesta.
Yahudi : Logos = Firman Allah
Yohanes melihat kata Logos dari kedua bahasa Yunani dan Yahudi.
Kedua konsep ini menyatu dalam konsep yang ingin diutarakan oleh Yohanes.
Dalam setiap diri kita ada suatu kehendak, pikiran, reason yang jika tidak dikomunikasikan, maka kehendak tersebut masih ada dalam diri kita atau disebut dengan istilah logos ediatetos.
Jika kehendak tersebut dikomunikasikan maka disebut dengan istilah logos prosporikos.
Dalam Oknum Kedua, semua kehendak Allah dilaksanakan/dieksekusikan sehingga Oknum Kedua disebut Firman. Allah mengeksekusi kehendaknya itu karena kasih Allah.
Yohanes 1:5: ‘Terang itu bercahaya’.
Kata ‘bercahaya’ => ditulis dalam bentuk perfect tense – sudah ada sebelumnya. ‘…dan kegelapan tidak menguasai’, pernyataan ini dapat memberi pengertian:
Ada kekuatan yang saling berlawanan, kegelapan mencoba mengalahkan Terang tetapi tidak berhasil.
Kegelapan tidak menguasai dalam arti kegelapan tidak memahami/mengerti tentang Terang tersebut, misalnya seperti orang buta.
Sehingga perlu ada kesaksian, perlu ada orang yang mempromosikan/menjelaskan Terang itu (Yohanes) – ayat 8,9. (pengertian ke-2 ini lebih penting)
Yohanes 1:9 : ‘Terang yang sesungguhnya …sedang datang ke dalam dunia’ => memberitahukan kepada orang Yahudi bahwa Mesias sudah datang, dan terus menerus ada di dalam dunia ini.
Sehingga pemahaman terhadap Natal, tidak harus flashback kepada peristiwa di Bethlehem, sebab Terang itu terus menerus bercahaya.
Yohanes 1:10: ‘dunia tidak mengenalnya’ karena ayat 5.
Yohanes 1:11 : ‘orang-orang kepunyaanNya tidak menerimaNya’
‘Milik kepunyaanNya’:
Secara makro/universal, ‘milik kepunyaanNya’ diartikan alam semesta, dunia.
Secara mikro, ‘milik kepunyaanNya’ diartikan sebagai kata benda yang netral (tidak ada perbedaan gender), yang berarti menunjukkan suatu tempat (yang dalam bahasa Yunani adalah sesuatu yang dianggap netral). Tempat (shekinah) yang dimaksud adalah Palestina, di mana bangsa Yahudi tinggal (bangsa milik Allah).
Penceritaan Injil Yohanes diawali dengan suatu ketragisan (ayat 11), tetapi kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang luar biasa (ayat 12).
‘Mereka yang menolak’ : menolak dalam ketidakpercayaan (atas dasar kebebasan memilih) dan ketidakberdayaannya. Manusia yang berdosa, masih memiliki kebebasan memilih, tetapi tidak berdaya karena dikuasai oleh dosa.
‘Menerima’, karena ketidakberdayaannya dipulihkan.
Yohanes 1:13: Kelahiran kita sebagai anak-anak Allah adalah merupakan keinginan Allah. Kelahiran kita sebagai manusia, juga tidak didasarkan atas kehendak kita sendiri. Kita secara jasmani adalah ciptaan Allah, tetapi ada kerjasama antara Allah dengan manusia (ayah dan ibu), tetapi inisiatifnya bukan dari kita sendiri.
Jadi ada paralelisme antara kelahiran kita secara jasmani dan rohani, dimana tidak ada freewill.
Kelahiran didasari oleh inisiatif pihak lain.
Predestinasi = ditentukan dari awal.
Kelahiran kita secara spiritual adalah merupakan inisiatif dari Allah. Allah sudah menentukan dan Allah sudah memilih.
Tidak ada pemeluk agama lain yang umatNya disebut sebagai anak-anak Allah. Jadi dalam kata ini, ada inisiatif dari Allah sendiri untuk melahirkan kita secara rohani.
Yohanes 6:37,44 – penegasan akan inisiatif Allah dalam kelahiran secara rohani.
Jadi orang-orang menerima keselamatan, dimana Allah secara aktif membawanya kepada Kristus sehingga keselamatan itu adalah Anugrah Allah, bukan inisiatif kita sendiri.
Jadi harus ada pristiwa pencelikan terhadap ‘mata yg buta’ sehingga dapat melihat Terang dan datang kepada Terang itu (Yohanes 12).
Yohanes 3:3-5 : ‘dilahirkan kembali’ = ‘dilahirkan dari Allah’
Ayat 5 : ‘dilahirkan dari air dan Roh’
Roh = Roh Kudus
Air = seringkali dianggap sebagai baptisan. Air disini tidak mengacu pada baptisan, karena baptisan itu baru diberikan oleh Yesus menjelang kenaikannya ke surga. Yang tertulis dalam ayat 5 ini, disampaikan Yesus kepada Nikodemus, jauh sebelum kenaikan Yesus dan saat itu belum ada kitab Perjanjian Baru.
Yehezkiel 36 : 25-27 – Air dan Roh menyinggung suatu peristiwa yang sama, Roh sebagai subjek dan peristiwa pengkudusan/pembersihan digambarkan sebagai pencurahan air, bukan mengacu pada pembaptisan.
Jadi orang yang sudah percaya tetapi tidak memiliki kesempatan untuk dibaptis, tetap menerima keselamatan. Jadi baptisan itu hanya merupakan suatu simbol saja, sebab ada orang yang sudah dibaptis, tetapi belum terjadi peristiwa ‘pembersihan/pengkudusan’ dalam kehidupannya.
Keselamatan tidak bisa hilang, karena dari manusia yang berdosa dan tanpa syarat, Tuhan telah melahirkan kita menjadi anak-anakNya. Roma 8 + Efesus 1 : 4-5 (predestinasi, bukan predeteriminasi).
You must be logged in to post a comment.